Detik Islami - Kisah Inspiratif dari eramuslim.com
Dalam Shahih Muslim ‘Umar menceritakan: “Aku pernah melihat Rasulullah SAW melewati harinya tanpa ada sesuap makanan pun mengisi perutnya.
Aisyah berkata: “Tidak pernah kenyang keluarga Muhammad dari roti
gandum selama dua hari terus menerus, keadaan sedemikian ini sampai
beliau dicabut ruhnya.” (HR. Bukhari, Muslim)
Dari Urwah dari Aisyah radhiallahu ‘anha, bahwasanya Aisyah pernah
berkata: “Demi Allah, hai anak saudaraku, sesungguhnya kita melihat ke
bulan sabit, kemudian timbul pula bulan sabit, kemudian timbul pula
bulan sabit. Jadi tiga bulan sabit yang berarti dalam dua bulan lamanya,
sedang di rumah-rumah keluarga Rasulullah s.a.w. tidak pernah ada nyala
api.” Saya -yakni Urwah- berkata: “Hai bibi, maka apakah yang dapat
menghidupkan Anda sekalian?” Aisyah radhiallahu ‘anha menjawab: “Dua
benda hitam, yaitu kurma dan air belaka, hanya saja Rasulullah s.a.w.
mempunyai beberapa tetangga dari kaum Anshar, mereka itu mempunyai
beberapa ekor unta manihah,[49] lalu mereka kirimkanlah air susunya itu
kepada Rasulullah s.a.w. kemudian memberikan minuman itu kepada
kita.” (HR. Bukhari, Muslim)
Dari Said al-Maqburi dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya ia berjalan
melalui kaum yang di hadapan mereka ada seekor kambing yang sedang
dipanggang. Mereka memanggilnya, tetapi ia enggan untuk ikut memakannya
dan ia berkata: “Rasulullah keluar dari dunia -yakni wafat- dan tidak
pernah kenyang dari roti gandum.” (Riwayat Bukhari)
Anas berkata: “Nabi itu tidak pernah makan di atas meja sehingga
beliau wafat, juga tidak pernah makan roti yang diperhaluskan buatannya
sehingga beliau wafat.” (HR. Bukhari)
an-Nu’man bin Basyir berekata: “Sungguh-sungguh saya pernah melihat
Nabimu semua dan beliau tidak mendapatkan kurma bermutu rendahpun yang
dapat digunakan untuk mengisi perutnya.” (HR. Muslim)
Dari Asma’ binti Yazid radhiallahu ‘anhuma, katanya: “Ujung lengan
baju gamisnya Rasulullah s.a.w. itu adalah sampai di pergelangan
tangan.” (HR. Tirmidzi)
“Barangsiapa diantara engkau semua telah merasa aman dari musuh,
sehat badannya, memiliki makanan pada hari itu, maka ia telah dikaruniai
dunia dengan keseluruhan isinya.” (HR. Tirmidzi)
“Rasulullah dalam beberapa malam yang berturut-turut itu bermalam
dalam keadaan terlipat -maksudnya terlipat perutnya karena lapar, sedang
para keluarganya tidak mendapatkan sesuatu untuk makan malam, juga
sebagian banyak roti yang dimakan itu adalah roti terbuat dari gandum.
(HR. Tirmidzi)
Abu Musaal-Asy’ari berkata: “Aisyah mengeluarkan untuk kita
sebuah baju dan sarung kasar, lalu ia berkata: “Rasulullah wafat sewaktu
mengenakan kedua pakaian ini.” (HR. Bukhari, Muslim)
Sa’ad bin Abu Waqqash berkata: “Sesungguhnya saya itu orang Arab
pertama yang melempar panah fisabilillah. Kita semua waktu itu berperang
beserta Rasulullah dan kami tidak mempunyai makanan sedikitpun
melainkan daun pohon hublah dan daun pohon samurini, sehingga seorang
dari kami mengeluarkan kotoran besar sebagaimana keadaan kambing kalau
mengeluarkan kotoran besarnya dan tidak dapat bercampur dengan lainnya
-yakni bulat-bulat serta kering, karena tidak ada yang dimakan.” (HR.
Bukhari, Muslim)
Abu Hurairahberkata: “Demi Dzat yang tiada Tuhan melainkan Dia,
sesungguhnya saya menempelkan perutku ke tanah karena kelaparan dan
mengikatkan batu pada perut saya karena kelaparan. Saya pernah
duduk-duduk pada suatu hari di jalan, orang-orang keluar melalui jalan
itu -untuk mencari nafkahnya masing-masing. Kemudian Nabi berjalan
melalui tempat saya dan beliau tersenyum ketika melihat saya, karena
mengetahui raut wajah dan keadaan diriku, kemudian beliau bersabda: “Abu
Hir.” Saya menjawab: “Labbaik ya Rasulullah.” Beliau bersabda lagi:
“Mari ikut,” dan beliau terus berlalu dan saya mengikutinya. Selanjutnya
beliau masuk ke rumah keluarganya, saya mohon izin lalu beliau
mengizinkan masuk untukku. Sayapun masuklah, di situ beliau menemukan
susu dalam gelas. Beliau bertanya: “Dari manakah susu ini?” Keluarganya
berkata: “Fulan atau Fulanah itu menghadiahkan untuk Tuan.” Beliau
bersabda: “Abu Hir.” Saya menjawab: “Labbaik ya Rasulullah.” Beliau
bersabda: “Susullah para ahlush shuffah, lalu panggillah mereka untuk
datang padaku.” Abu Hurairah berkata: “Ahlush shuffah itu adalah
merupakan tamu-tamu Islam, karena tidak bertempat pada sesuatu keluarga,
tidak pula berharta dan tidak berkerabat pada seorangpun. Jikalau ada
sedekah -zakat- yang datang pada Nabi lalu sedekah -atau zakat- itu
dikirimkan semuanya oleh beliau kepada mereka dan beliau sendiri tidak
mengambil sedikitpun daripadanya, tetapi kalau beliau menerima hadiah,
maka dikirimkanlah kepada orang-orang itu dan beliau sendiri mengambil
sebagian daripadanya. Jadi beliau bersama-sama dengan para ahlush
shuffah itu untuk menggunakannya.” Perintah Nabi memanggil ahlush
shuffah itu membuat perasaanku tidak enak.
Oleh sebab itu saya berkata
–dalam diri-: “Bagaimana susu ini (yang sedikit ini) akan diberikan
kepada seluruh ahlush shuffah?. Padahal sekali saya minum saja akan
habis?” Kemudian, jikalau orang-orang itu datang, Nabi tentu akan
meminta saya memberikan itu kepada mereka dan Barangkali saya tidak akan
kebagian. Namun tidak ada pilihan kecuali melaksanakan perintah Nabi.
Oleh karena itu mereka saya datangi dan saya panggillah semuanya. Mereka
menghadap dan meminta izin, lalu Nabi s.a.w. mengizinkan mereka masuk,
lalu semua mengambil tempat duduk sendiri-sendiri dalam rumah. Beliau
lalu bersabda: “Abu Hir.” Saya menjawab: “Labbaik ya Rasulullah.” Beliau
bersabda lagi: “Ambillah susu itu dan berikanlah kepada mereka.” Abu
Hurairah berkata: “Saya lalu mengambil gelas, kemudian saya berikan pada
seorang dulu.
Ia minum sampai kenyang lalu gelas dikembalikan.
Seterusnya saya berikan kepada yang lain, ia pun minumlah sampai kenyang
pula, lalu dikembalikanlah gelasnya, sehingga akhirnya sampai giliran
saya memberikan itu kepada Nabi, sedang orang-orang ahlush shuffah itu
sudah puas minum semuanya. Beliau mengambil gelas lalu diletakkan di
tangannya, kemudian beliau melihat saya dan tersenyum, kemudian
bersabda: “Abu Hir.” Saya menjawab: “Labbaik ya Rasulullah.” Beliau
bersabda pula: “Sekarang tinggallah saya dan engkau -yang belum minum.”
Saya menjawab: “Benar Tuan, ya Rasulullah.” Beliau bersabda: “Duduklah
dan minumlah.” Saya pun duduklah lalu saya minum.
Beliau bersabda lagi:
“Minumlah lagi.” Sayapun minumlah. Beliau tidak henti-hentinya bersabda:
“Minumlah lagi,” sehingga saya berkata: “Tidak, demi Allah yang
mengutus Tuan dengan benar, saya sudah tidak mendapatkan jalan lagi
untuk minum itu -artinya sudah amat kenyang minumnya itu. Setelah itu
beliau bersabda: “Kalau begitu, berikanlah saya gelas itu.” Gelaspun
saya berikan, kemudian beliau memuji kepada Allah Ta’ala dan membaca
bismillah di permulaan minumnya lalu beliau minumlah sisanya itu.” (HR.
Bukhari)
“Rasulullah wafat sedang baju besinya sedang digadaikan pada seorang
Yahudi dengan nilai tiga puluh sha’ -gantang- dari gandum.” (HR.
Bukhari, Muslim)
“Rasulullah bersabda: “Ya Allah, jadikanlah rezeki keluarga Muhammad
ini makanan sekadar menutup kelaparan. (HR. Bukhari, Muslim)
- Blogger Comment
- Facebook Comment
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar:
Posting Komentar