DETIK ISLAMI - SETELAH berjuang keras selama enam bulan lamanya, Fatin Shidqia Lubis
akhirnya menjadi superstar baru dalam blantika musik Indonesia. Gadis
berjilbab kelahiran 30 juli 1996 ini keluar sebagai pemenang dalam ajang
bergengsi X-Factor Indonesia yang digelar di Jakarta International
Expo, Jumat (24/5/2013) malam.
Kemenangan Fatin juga menjadi catatan sejarah model reality show yang ditayangkan sebuah stasiun televisi swasta, setidaknya dalam satu dasawarsa terakhir. Baru kali ini seorang perempuan belia yang menutup auratnya dinobatkan sebagai bintang baru yang memiliki talenta di bidang tarik suara.
Fatin berhasil menyingkirkan saingan beratnya Novita Dewi yang tak kalah penampilan dan juga dukungan dari penggemarnya. Meski demikian, dukungan pemirsa yang ditentukan melalui pesan singkat, sms, berlabuh ke Fatin. Tak tanggung-tanggung, jutaan sms dari berbagai penjuru Tanah Air mengalir deras ke Fatin.
Dalam konteks ekonomi media, ajang hiburan semacam X-Factor itu menjadi komoditas yang bisa bernilai ekonomis. Istilah commodification yang diperkenalkan oleh Vincent Mosco (1996), memberikan pengertian tentang segala sesuatu yang dikomoditaskan melalui media massa.
Maka, kemunculan Fatin yang sejak awal mengundang tambahan fans-fans dan pendukungnya di seantero Nusantara, terus “dipelihara” oleh media sebagai guna mendapatkan nilai ekonomi yang kapitalistik. Ditambah pula suara emas Fatin yang kerap dipuji para juri, itu menambah jumlah penggemar yang memilihnya.
Terlebih lagi, sejak era 2000-an perkembangan dunia fashion bagi kelompok Muslimah begitu luar biasa. Sehingga, wajah Fatin yang imut plus penampilannya yang tak pernah lepas dari jilbab gaulnya itu kian menambah dukungan yang kemudian menentukan eksistensinya di ajang hiburan media.
Lantas, tak mengherankan jika akhirnya Fatin berhasil menjadi bintang baru dikarenakan dukungan penggemarnya itu. Bagi media, sosok Fatin di tengah pusaran dan perkembangan fashion Islami, tak bisa dianggap sepele. Jumlahnya tiap hari terus bertambah dan membesar. Aneka bentuk dan disain busana Muslimah pun disesuaikan dengan tren dan perkembangan zaman.
Fatin Shidqia lewat ajang X-Factor sudah dianggap barometer akan perkembangan generasi Islam baru yang hadir di tengah menjamurnya simbol-simbol Islam di kalangan muda. Dengan guyuran dukungan dan ucapan selamat dari hampir semua kalangan, termasuk juga KH Cholil Ridwan, salah satu petinggi MUI, tentu media pun takkan melewatkannya…
Kemenangan Fatin juga menjadi catatan sejarah model reality show yang ditayangkan sebuah stasiun televisi swasta, setidaknya dalam satu dasawarsa terakhir. Baru kali ini seorang perempuan belia yang menutup auratnya dinobatkan sebagai bintang baru yang memiliki talenta di bidang tarik suara.
Fatin berhasil menyingkirkan saingan beratnya Novita Dewi yang tak kalah penampilan dan juga dukungan dari penggemarnya. Meski demikian, dukungan pemirsa yang ditentukan melalui pesan singkat, sms, berlabuh ke Fatin. Tak tanggung-tanggung, jutaan sms dari berbagai penjuru Tanah Air mengalir deras ke Fatin.
Dalam konteks ekonomi media, ajang hiburan semacam X-Factor itu menjadi komoditas yang bisa bernilai ekonomis. Istilah commodification yang diperkenalkan oleh Vincent Mosco (1996), memberikan pengertian tentang segala sesuatu yang dikomoditaskan melalui media massa.
Maka, kemunculan Fatin yang sejak awal mengundang tambahan fans-fans dan pendukungnya di seantero Nusantara, terus “dipelihara” oleh media sebagai guna mendapatkan nilai ekonomi yang kapitalistik. Ditambah pula suara emas Fatin yang kerap dipuji para juri, itu menambah jumlah penggemar yang memilihnya.
Terlebih lagi, sejak era 2000-an perkembangan dunia fashion bagi kelompok Muslimah begitu luar biasa. Sehingga, wajah Fatin yang imut plus penampilannya yang tak pernah lepas dari jilbab gaulnya itu kian menambah dukungan yang kemudian menentukan eksistensinya di ajang hiburan media.
Lantas, tak mengherankan jika akhirnya Fatin berhasil menjadi bintang baru dikarenakan dukungan penggemarnya itu. Bagi media, sosok Fatin di tengah pusaran dan perkembangan fashion Islami, tak bisa dianggap sepele. Jumlahnya tiap hari terus bertambah dan membesar. Aneka bentuk dan disain busana Muslimah pun disesuaikan dengan tren dan perkembangan zaman.
Fatin Shidqia lewat ajang X-Factor sudah dianggap barometer akan perkembangan generasi Islam baru yang hadir di tengah menjamurnya simbol-simbol Islam di kalangan muda. Dengan guyuran dukungan dan ucapan selamat dari hampir semua kalangan, termasuk juga KH Cholil Ridwan, salah satu petinggi MUI, tentu media pun takkan melewatkannya…
Blogger Comment
Facebook Comment